Another Disaster
Masalah datang silih berganti. Sama kayak apa yang gue lagi alami sekarang. Gue berantem sama orang yang seharusnya jadi "dream" buat gue. Dia yang suka "fangirling" lebih dari apapun. Dia yang lebih manja dari apapun.
Dia keras kepala, gue juga. Apapun topiknya, semua berakhir di meja debat yang selamanya bakal terus ada, gabakal lenyap.
Ya, gue baru aja berantem, lost contact, dan pertengkaran ini membuat dia punya prinsip "trusting no one" di kepalanya. Apa itu artinya dia juga ga percaya orangtua yang udah lahirin dia?
That aside, gue baru kelar UAS. Parah. Ga sedikit yang lulus, ga sedikit juga yang ga lulus. Entah apa yang membuat hasil belajar gue bisa bawa gue ke level itu. Padahal gue udah yakin bagus.
Another one. Friendship antara gue dan temen-temen yang kian lama melonggar. Mungkin karena kita beda kesukaan, atau emang ga click for each other. Kayak gue sama "dream" gue.
Gue cuma bisa berharap, penyesalan yang gua terima 1 tahun ini ga bawa gue ke gerbang despair, 'coz gue udah kena 2x penyesalan itu.
"Why in the world I encountered her in the first place?"
"Why did she appeared in my life?"
"Why did I take interest in her in the first place?"
"What makes me attracted to her?"
Semua itu terngiang berat di kepala gue.
Bangun tidur berharap notification dari dia berbunyi sekali lagi. Tiap kali gue beraktivitas berharap dia bakal berani nelpon gue kayak dulu. Dengerin "fangirling" dia meskipun tingkatannya ga gue sukai. Ngeliat mukanya dipasang di profile picture dan muncul di timeline feed gue. Gue gabisa apa-apa. Sekedar berharap semua balik ke normal.
Mungkin gue bakal balik pas gue udah selesai merenung kejadian ini.
Comments
Post a Comment