My Life Story

Akhir-akhir ini gue lebih sering diajak main sama anak-anak sekelas di kampus. There's some benefits, and some bad things. Yang baik adalah, gue bisa jadi lebih tenang, ga terlalu mikirin hal-hal yang sebenernya ga gitu penting (tapi gue terlalu fokus ke masalah itu sampe gue sempet dikira lifeless ). Well, gue emang keliatan lebih baik kalo ga mikirin dia. Yah, selain itu, gue jadi punya lebih banyak waktu buat main sama temen-temen kampus gue, lebih bisa expressing more of myself daripada sekedar diem-dieman layaknya emo-emo jaman dulu (yak, kalian bisa bayangin rambut gue udah bisa nutup mata, ngembang ke atas, trus ditutup pake hoodie ). Entah kenapa gue ngerasa kalo ada yang berpikiran bahwa gaya-gaya gue begini dibilang sebagai "cari perhatian", padahal sendirinya mah ga ngaca. Ga cuma itu. Temen-temen gue ini kadang baik banget. Suka bayarin gue makan ato bayarin parkir (iya, gue mainnya di kediaman mereka sekarang, Binus Square Kemanggisan). Bisa dibilang

"Though you won't ever look back on me now, cause you hate me." "Though probably you won't even feel bad for leaving me behind." -plays MFS - CHiLD-error-- Udah bulan Maret. Tahun Baru udah lewat, Valentine lewat, Imlek juga lewat. Yang katanya "New Year, New Me"  buat gue, baru dimulai sekarang. Gue memutuskan untuk berhenti ngarepin dia. Gue bertekad untuk membersihkan "sisa" kenangan yang masih membekas. Ya, buat apa gue inget terus, kalo diapun berlagak seakan-akan kenangan itu emang ga pernah ada dan ga pernah berarti buat dia? Gue yang dulu galau setengah mampus selama 3 bulan terakhir, mulai sekarang bakal mulai hidup yang baru. Lepas dari belenggu penyiksaan diri berkat pengharapan akan suatu hal yang bener-bener sia-sia sekarang. Now that I remembered, the way I am now is clearly different from the way I was before. What was yesterday to me? Kenapa gue memilih judul ini? Seperti yang udah gue pernah ceritai