Can You Call That A Betrayal?

Honestly, recently I think one of my friends is acting differently.

Jadi, gue punya temen yang kebetulan jadi temen main yang punya kesukaan yang sama. Of course, RPG-based games.


Cuma entah kenapa akhir-akhir ini dia bertingkah aneh. Dari yang biasanya dia mau cerita apa-apa sama gue, semenjak dia bikin grup belajar bahasa pemrograman sama anak-anak yang emang udah bisa dari semenjak liburan UN, dia jadi berubah. Like, any questions I asked will always be answered with "gatau, yang penting ada aja.", also with an attitude that makes me irritated as well.

Padahal, awalnya kami satu tim buat projek kreativitas, tapi makin hari dia makin nunjukkin kalo dia udah enggan temenan sama gue dan satu temen kelompok lagi. Belom lagi dia sekarang lebih deket sama temen-temen yang menurut salah satu temen gue, "dia lebih milih buat nyari temen yang bisa menguntungkan dirinya sendiri juga."

Jujur, gue gamau hal ini sampe terjadi. Karena, dia adalah salah satu temen yang buat gue rela dateng ke rumah dia cuma buat jemput biar bisa dateng ke kampus bareng-bareng. Dan gue suka beliin dia makanan ringan, kayak beliin cimol ato telur gulung, walaupun gue sendiri lagi dililit utang. Bukan maksud nge-bribe, tapi emang gue suka beliin makan sama temen yang gue rasa udah deket.


Emang cerita gue sama dia ga banyak. Mungkin postingan ini pendek, tapi gue punya keinginan buat nyeritain ini buat temen-temen pembaca setia, karena disini adalah tempat di mana gue bisa lampiasin kegelisahan gue saat ini.

Well, it isn't that I wanna insult him, but I feel somehow insecure about him. Why would he become like this? I kinda feel like, he's slightly taking distances from me, and joining other people so that they would benefit himself. I feel like he doesn't want to have a friend or companion that won't become useful to him, or so I think.

Sebenernya udah hampir seminggu lebih dia jadi begini, sampe akhirnya gue mulai risih dan mulai menulis di blog tercinta ini. Gue takutnya dia jadi musuhan sama gue gara-gara gue masih inkompeten soal beberapa hal, dan akhirnya dia mikir kalo gue ga guna jadi temen.

Tapi gue masih gatau apa-apa, karena ini sendiri masih asumsi, hipotesis, dan prediksi. Belom jadi konklusi yang pasti. Gue pun berharap kalo dia gaakan menjadi seperti itu. Tapi, kalo pada akhirnya dia beneran ngelakuin sesuatu yang kita takuti, ya gue cuma bisa berharap kalo dia ga lupa sama kita-kita yang pernah isi kehidupan dia sama jokes yang udah pernah kita buat bareng-bareng.

Maafin gue kalo postingan gue yang kali ini pendek. Let's just hope that nothing as bad as what I thought above won't come into reality.

See you on the next post, adios~

Comments