What Was Yesterday?

"Though you won't ever look back on me now, cause you hate me."
"Though probably you won't even feel bad for leaving me behind."

-plays MFS - CHiLD-error--

Udah bulan Maret. Tahun Baru udah lewat, Valentine lewat, Imlek juga lewat. Yang katanya "New Year, New Me" buat gue, baru dimulai sekarang.

Gue memutuskan untuk berhenti ngarepin dia. Gue bertekad untuk membersihkan "sisa" kenangan yang masih membekas. Ya, buat apa gue inget terus, kalo diapun berlagak seakan-akan kenangan itu emang ga pernah ada dan ga pernah berarti buat dia? Gue yang dulu galau setengah mampus selama 3 bulan terakhir, mulai sekarang bakal mulai hidup yang baru. Lepas dari belenggu penyiksaan diri berkat pengharapan akan suatu hal yang bener-bener sia-sia sekarang.

Now that I remembered, the way I am now is clearly different from the way I was before. What was yesterday to me? Kenapa gue memilih judul ini?

Seperti yang udah gue pernah ceritain di postingan sebelomnya kalo gue pernah jadi bahan bully-an di sekolah, alhasil gue dibentuk menjadi anak yang kuat dan kebal terhadap hinaan yang hampir membuat gue memutuskan untuk mengakhiri hidup pas SMP. If not without God, maybe currently I'm atoning my sins in hell. Because of suicide. Tapi akhirnya gue berjuang, bertahan (walau godaan dan cobaan datang menyerang silih berganti layak ombak pantai yang semakin lama semakin ganas dan.... Oke kepanjangan) dari semua penindasan yang gue dapat semasa hidup dan menjadi diri gue yang sekarang ini. Emang banyak banget cobaan yang gue dapet, salah satunya percintaan.

Kalo ga gara-gara gue nabok cewe pas SD cuma karena sebatas emosi, mungkin gue gaakan se-sengsara ini buat nyari cewe (or is it because of my own mindset that I have a karma against all girls in the world? I wouldn't know.) dan mungkin gaakan sesulit ini dapet pacar. Tapi bukan berarti gue jadi playboy, engga.

Gue percaya sama yang namanya perubahan. Yang dulunya deket, terus jadi gebetan, pas ada perselisihan jadi misah dan berstatus "musuh", beberapa bulan ato beberapa tahun kemudian ketemu lagi jadi temen deket, mungkin bisa balikan dan akhirnya they could write their own love story that they desired in the past. Cuma buat gue, ga semua cewe yang pernah gue deketin bakalan balik mandang gue sebagai sebatas temen. Belom lama ini gue mencoba untuk merubah diri, dengan cat rambut. Sebelom masuk semester baru, I think I'd need a new look. Kebetulan ada 1 temen cewe (yang dulunya gebetan (terus jadi mantan gara-gara 1 masalah (deket sama temennya (dan pisah lagi (ceritanya ada di postingan sebelomnya) karena masalah yang cukup rumit)) dan akhirnya temenan lagi)) ngasih gue foto rekomendasi rambut kece (menurut dia) ke gue. Ya, gue mah nurut (orang masih suka (karena masih ada 10% rasa suka yang dulu)) terus dapet ijin orangtua. Alhasil, kalo kalian bisa bayangin, gaya gue mirip Lee Min Ho kawe 100.

Gue malah thankful banget karena gue jadi lebih pede berkat sebuah cat rambut dengan merk yang mungkin ga gitu terkenal di kalangan artis tapi seolah-olah bisa buat gue jadi mirip artis walau diliat jauh dari ujung Monas pake sedotan Aqua gelas. Cuma ya gitu, tetep dia gamau nerima gue, karena dia maunya jadi temen aja (alhasil jadilah friendzoned (yay)).

Apa arti "kemarin" buat gue?

"Kemarin" adalah kumpulan fragmen pengalaman yang membentuk gue jadi seperti sekarang.
"Kemarin" adalah kumpulan cerita di mana kenangan bersama orang-orang tercinta bergabung menjadi untaian alur pembentuk memori yang terkadang indah, terkadang buruk.
"Kemarin" adalah kita, yang dulunya dekat, dan akhirnya harus berpisah.

Buat kalian yang merasa putus asa kalo ditolak cewe yang kalian suka, jangan sedih. Jangan terlalu larut dalam kenangan bersamanya. Kenapa? Because that will make you feel nothing. You couldn't do whatever you want as you please. Kalian akan benar-benar terbebani sampe kalian bisa melepaskannya.

Jujur berat buat gue ngomong gini, karena gue juga ngalamin. Biar begitu, waktu gue berusaha buat ngelepas dia yang terakhir ini (bukan yang terakhir kalinya ya .-.), gue bener-bener ada di masa terdiam gue. Dan berkat itu juga nilai-nilai gue di kampus jadi bagus. Karena gue punya waktu lebih banyak buat belajar, having self-refreshing times, dan gue ga harus capek-capek ngurusin dan mencoba buat "memuaskan" ekspektasi dia yang buat gue ketinggian.

Yah, segini dulu aja kali. I'm kinda sick, so I hope you guys can stay healthy, and pray for my wellness soon.. Adios~

Comments

Post a Comment