Posts

Unforgettable

“With worry breaking down my legs and making me ever weak, but still, the only thing we can do is to keep living on. Even as the moon and sun fail to rise upon us again.” – Reol -sips on a cup of tea- Oh, hey there. Long time no see. Gue sudah lama sekali tidak menulis, sedang berada dalam masa jenuh gara-gara perkuliahan dan kehidupan sehari-hari. Tapi gue mencoba untuk menulis apa saja yang udah gue lewati selama hampir setahun ga nulis apa-apa. Jujur, gue kangen bercerita kepada kalian pembaca setia yang gue banggakan, hehe. First of all, I’m sorry if this time a lil’ bit weird, I’m still trying my best to get back my enthusiasm for writing. Here it goes... Gue adalah salah satu dari sekian banyak manusia di Indonesia yang menyukai budaya Jepang. Of course, you all know the word. Segala sesuatu yang berhubungan sama kultur dan kebudayaan Jepang, kami semua pasti disebut sebagai “ weeaboo ”. Nama ini udah melekat ke kami, udah seperti belahan jiwa (ini mungkin karena kebanyaka

One-Sided Equilibrium

“When the hands of the clock hastily try to arrive at 12 o’clock, I’ll leave my heart and leave, so please find it in our future.” – fromis_9 Berhasil bertahan dari kerasnya perkuliahan (pastinya karena males gue sendiri), akhirnya gue kembali ke sini. Sebelumnya gue sama sekali ga kepikiran apa-apa untuk nulis lagi, karena 1 semester ini buat gue (awalnya) ga gitu asik buat diceritain. Berkat salah seorang kawan (bisa gue anggep saudara sih, walaupun one-sided , seperti judul cerita ini), we cracked through my inner thoughts, he convinced me about what things I could write here, and here I am now. Hidup gue setelah putus dari mantan yang dulu gue banggakan dan doakan tiap malam jadi fluktuatif. Perjuangan untuk bangkit dari keterpurukan yang membuat pertemanan gue dengan beberapa orang pecah saat itu jadi salah satu pengalaman paling berkesan buat gue selama gue hidup. Untungnya sih, gue bisa baikan sama mereka, tapi... Wait. Let me continue this part later. Beberapa waktu set

Ephemeral -verse 2-

“Big boys don’t fight. They shoot low and aim high. They e at up but stay thin. They stand out, then fit in.”  –  ONE OK ROCK Gue sebenernya bukan seseorang yang bisa benci sama orang dengan gampang. Kata temen gue malah gue itu terlalu baik sama orang, jadi naif dan gampang buat di-“bego”-in sama orang lain. Mungkin itu akhirnya kenapa gue merasa nyesel tiap kali abis bantuin orang. In this world, there are some truths that are better left untold. Biasanya gue selalu bilang ke orang tentang apa yang gue rasakan, tapi timbal balik yang gue terima adalah kalo ga dikacangin, diceramahin, atau (kalo lawan bicara gue merasa dia pernah merasakan yang lebih parah dari yang gue rasakan) di-iya-in aja. Sama orang tua juga begitu. Kalo anaknya minta sesuatu, misal mau ke dokter gara sakit apa, pasti ada aja alesannya. “Kamu sih makan ga teratur, kurang istirahat.” Padahal mah ini nutupin kalimat “Ga punya duit.” Menjalani bulan pertama di tahun baru, gue jadi banyak baca horoskop. Sej

Ephemeral -verse 1-

“Preferably, I’d like to embrace this whole new time, to become braver and stronger. Enough to face these lingering feelings for you and let go of them sincerely.” Selamat tahun baru, buat kalian yang udah bertahan selama 2018 dengan berbagai macam kejadian yang kalian alami. Let’s take a moment to be grateful because we still survive to this moment. Semester 3. Semester dengan penuh kepahitan, entah dari segi perkuliahan, percintaan, pertemanan, keuangan, dan harga diri. Gue menyicil tulisan ini dari awal mulai semester 3, jadi ini bakalan jadi panjang banget. Believe me, you won’t like it if I tell the whole timeline here. Jadi gue berusaha untuk membuat tulisan ini bearable to read (gue sekalian udah riset nanyain temen-temen gue yang baca blog ini, kira-kira enaknya panjang atau pendek, so here it is, enjoy!). Gue akan memulai semuanya dari liburan peralihan semester 2 ke semester 3. As you my dearest readers know, gue mendapatkan “pacar” dengan cara dan waktu ya